Jumat, 04 Mei 2012

MAU belum tentu BUTUH

Sering banget kita (khususnya saya) merasa bahwa apa-apa yg sama mau kok selalu ga kejadian, selalu ga sesuai sama harapan. 

Pernah ga kita coba diam dan berfikir bahwa apa yang kita mau (baca: inginkan) belum tentu merupakan sesuatu yang kita butuhkan. Manusia cenderung mengikuti hawa nafsu yang biasanya sekadar kemauan/keinginan sesaat. Kelihatannya bagus, kelihatannya keren jadi pengennya punya, pengennya ini, pengennya itu..

Coba kita tafakuri lebih dalam lagi, sebenarnya apa yang menjadi kebutuhan kita? Apakah keinginan kita sebenarnya sudah sesuai dengan kebutuhan kita? Kadang, yang kita harap2, yg kita ingin bukan kebutuhan kita. Kebutuhan sejati biasanya malah kita lupakan (biasanya loh..)

Sebenarnya kebutuhan manusia itu sederhana, kelihatan jadi ribet karena manusia banyak maunya, banyak keinginannya. Misal, kebutuhan kita kan Makan, ya makan apa aja, tapi kan suka dibikin ribet karena pengennya makan ini, maunya makan itu.. aaaarrrgh kalo ga sesuai jadi kesel, sebe, bete, dll..

Kalo aja manusia mau bertawadhu bersikap apa adanya dan tidak berlebih-lebihan pasti deh hidup itu terasa sederhana, sangat sederhana bahkan. Pernah ada cerita seorang teman kalo jaman sekarang banyak banget manusia yang teriak-teriak "gue pengen bahagia", "gimana dsih caranya bahagia? kok susah banget".. dan pernyataan-pernyataan lainnya.. Padahal coba kita lihat ke bawah, menimbukan bahagia itu ga susah kok.. Mudah, sangat mudah.. bahkan dengan mudah kita bisa menularkan/memberikan kebahagiaan pada orang lain, sebenarnya dengan membuat orang lain bahagia itu sama aja bikin diri kita bahagia, percaya deh..

Pagi ini tyas udah ngalamin sendiri kok, ketika dititipin gado-gado sama temen kantor. Subhanallah,, sangat kagum sama abang gado-gadonya. apa yang tyas lakuin ya biasa aja, beli gado-gado, biasa aja kan? Tapi lihat ketawadhuan dan rasa syukur dia dengan ngucap hamdalah berkali-kali dan sumringah sekali melayani jadi seneng banget. Dia bilang "selalu bersyukur pada Allah kalo ada yang beli, senengnya ada 2, bisa bikin orang kenyang, bisa bawa uang buat keluarga." Subhanallah bahkan dia ga pernah egois mikirin kebahagiaan sendiri tapi kebahagiaan dia jelas-jelas menularkan ke orang lain, termasuk ke tyas dan penjual makanan di sebelahnya.

Buat Bapak Penjual Gado-Gado..

Terimakasih banyak karena telah mengajarkan saya konsep bahagia yang sebenarnya.. sesungguhnya saya bisa sekali bahagia dengan mudah, tinggal seberapa besar perjuangan dan usaha saya menjemput kebahagiaan itu.. Kadang berpikir bahwa hidup saya menderita, dengan malu hati bahkan sampe ada yang sadar dan bilang "tyas itu selalu merasa dirinya paling menderita di dunia". Maaf ya, mungkin tyas lebay, pasti lebay karena sesungguhnya yang tyas rasain sekarang bukan apa-apa dibandingin saudara-saudara kita di luar sana yang bahkan untuk hidup tenang aja sulit banget..
Astaghfirullahal'adzim.. maafkan aku ya Rabb karena selalu merasa kurang dan kurang.. lupa bersyukur dan ingkar nikmat.. semoga hamba tidak termasuk yang demikian (lagi).. amiin..

Dengan segala penyelasan mendalam
Tyas minta maaf ya buat semua orang yang pernah tyas buat hidupnya jadi rumit
Sesungguhnya tyas ga pernah niat demikian, namun  nafsu  menguasai jadi malah menyakiti
Mohon maaf ya semuanya, semoga kita semua bisa segera mendapatkan kebahagiaan hakiki, amiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar