Minggu, 11 November 2012

Perubahan Perilaku Kesehatan Masyarakat Pasca Promosi Kesehatan


Kebiasaan Merokok


Grafik 3. Baseline Data Kebiasaan Merokok di Rumah

Pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok memang sudah cukup baik, namun hal ini tidak membuat mereka memiliki kesadaran untuk tidak merokok. 64% rumah tangga di Kukusan masih memiliki perokok di rumahnya dan 44% diantaranya masih sering merokok di dalam rumah sehingga anggota rumah lain menjadi perokok pasif, bahkan beberapa diantaranya merupakan bayi dan balita.


Gambar 4. Endline Data Kebiasaan Merokok di Rumah

Setelah dilakukan kegiatan promosi kesehatan diketahui bahwa sikap dan perilaku masyarakat tentang merokok mengalami sedikit perubahan. Walaupun secara jumlah perokok masih tetap sama, namun kebiasaan mereka merokok di dalam rumah sudah berkurang. Perubahan yang signifikan terjadi pada kebiasaan merokok di dalam rumah yang menyebabkan penghuni rumah lainnya menjadi perokok pasif. Sebelum dilakukan penyuluhan, terdapat 3% responden yang mengaku selalu menjadi perokok pasif di rumah karena kebiasaan perokok yang merokok di dalam rumah, 3% responden lainnya mengaku sering menjadi perokok pasif di rumah. Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan masyarakat tentang merokok, bahwa perokok pasif mendapat lebih banyak bahaya merokok ketimbang perokok pasif. Akhirnya masyarakat berani untuk meminta suami atau anak mereka yang merokok untuk tidak merokok lagi di dalam rumah. Pada akhir kegiatan promosi kesehatan diketahui bahwa memang masih ada 53% yang kadang menjadi perokok pasif.

Kebiasaan Makan Sayur dan Buah
Beradsarkan hasil baseline data hanya 36% responden yang mengaku selalu mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin. Sedangkan mayoritas responden yaitu 56% mengaku kadang-kadang saja mengkonsumsi  sayur dan buah.


Gambar 5. Kebiasaan Makan Sayur dan Buah Sebelum Promosi Kesehatan

Dari hasil promosi kesehatan, kebiasaan makan sayur dan buah adalah perilaku sehat yang cukup sulit untuk dirubah. Hal ini sangat berkaitan dengan kemampuan ekonomi masyarakat di wilayah Kukusan, Depok. Keterbatasan kemampuan ekonomi menyebabkan mereka belum menganggap bahwa mengkonsumsi buah merupakan sebuah keharusan untuk menjalankan kehidupan yang sehat. Sebagian dari mereka menganggap bahwa membeli buah merupakan sesuatu yang mewah yang melebihi anggaran belanja sehari-hari. Untuk sayur memang sudah banyak warga yang membiasakan keluarganya makan sayur dengan menyediakan sayuran di rumah sebagai lauk untuk makan. Sayangnya, kebiasaan makan sayur masih sulit dijalankan, terlebih untuk anak-anak.

Gambar 6. Kebiasaan Makan Sayur dan Buah Setelah Promosi Kesehatan

Mencuci Tangan dengan Sabun
Mayarakat Kukusan sudah memiliki kesadaran mencuci tangan. Namun hasil pengumpulan baseline data menunjukan hanya 69% yang rutin menggunakan sabun dan air mengalir. Sisanya sebanyak 28% mengaku sering melakukan cuci tangan namun hanya sesekali menggunakan sabun.

 Gambar 7. Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Sabun

Sebelum dilakukan promosi kesehatan, banyak warga yang menganggap bahwa mencuci tangan cukup menggunakan air karena secara explicit sudah menghilangkan kotoran. Namun setelah mendapat penyuluhan tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun serta penyakit yang mungkin ditimbulkan, membuat pengetahuan warga bertambah. Hal ini juga memperngaruhi perubahan sikap warga, terbukti dengan meningkatnya jumlah warga yang selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, dan setelah buang air besar dari 69% menjadi 88%. Perubahan ini dirasa cukup signifikan mengingat masih ditemukan penyakit berbasis lingkungan yang terjadi di Kukusan, Depok.


Gambar 8. Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Sabun setelah Promosi Kesehatan

Berolahraga Rutin
Selain kesadaran mengkonsumsi sayur dan buah, kesadaran melakukan aktivitas fisik masyarakat Kukusan juga masih rendah. Baseline data menunjukan hanya 36% responden yang selalu melakukan kebiasaan olahraga secara rutin. 50% responden mengaku hanya kadang-kadang melakukan olahraga. Sedangkan 14% lainnya mengaku sering melakukan olahraga namun tidak rutin.


Gambar 9. Kebiasaan Berolah Raga

Mengubah kebiasaan seseorang untuk berolah raga rutin merupakan hal yang tidak mudah. Walaupun pengetahuan sudah dimiliki, namun pelaksanaan olah raga dirasa sangat sulit untuk dilakukan. Di akhir kegiatan promosi kesehatan, jumlah penduduk terbanyak hanya mengaku kadang melakukan olah raga yaitu sebanyak 70%.

Kesimpulan
1.      Dengan pendekatan intensif kepada masyarakat ditambah promosi kesehatan akan meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat
2.      Merubah pengetahuan masyarakata belum tentu secara otomatis merubah perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, walaupun beberapa terbukti dapat secara otomatis merubah perilaku
3.      Memberikan bukti manfaat berpola hidup sehat dan menunjukan konsekuensi jika meninggalkannya akan lebih efektif merubah perilaku hidup sehat masyarakat
4.      Merubah perilaku masyarakat membutuhkan waktu cukup panjang dan dengan pendekatan intensif kepada masyarakat

Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Masyarakat


Dari empat tema promosi kesehatan yang diangkat secara signifikan hasil post test terbukti lebih baik dibandingkan hasil pre test. Hasilnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.


Grafik 1. Peningkatan Pre dan Post Test Grafik 2.  Pengetahuan Kesehatan Masyarakat

Berdasarkan grafik 1 diketahui dari empat materi promosi kesehatan yang diberikan, diketahui bahwa nilai rata-rata post-test mengalami kenaikan dibandingkan nilai rata-rata pre-test. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan kesehatan masyarakat jika dinilai secara langsung meningkat setelah diberikan promosi kesehatan. Grafik 2 menunjukan bahwa pada setiap kegiatan promosi kesehatan terjadi peningkatan nilai. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan kesehatan masyarakat juga bertambah. Peningkatan terbesar terjadi pada materi Gizi Seimbang dimana peningkatan nilai rata-rata sebesar 66,6%. Peningkatan tertinggi kedua ada pada materi Imunisasi dimana pengetahuan meningkat sebesar 45,59%. Pada materi PHBS dan PBL terjadi pula peningkatan, walaupun hanya sebesar 9,92% dan 10,08% namun tetap saja menunjukan adanya peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat.
Dari 36 rumah tangga yang dijadikan responden dalam pengabdian masyarakat ini terjadi beberapa peningkatan perilaku hidup sehat. Peningkatan perilaku secara umum digambarkan pada table di bawah ini:

Perilaku
Sebelum intervensi
Setelah Intervensi
n
%
n
%
Merokok
22
64
18
50
Merokok di dalam rumah
23
65
17
47
Kebiasaan makan sayur dan buah
13
36
19
52
Mencuci tangan dengan sabun
24
69
32
88
Berolah raga rutin
18
50
25
70




Kondisi Kesehatan Masyarakat Kukusan Beji, Depok


Latar Belakang
Sebagai salah satu kelurahan yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Negara Indonesia, Kelurahan Kukusan Beji, Depok merasakan dampak meningkatnya kepadatan pendudukSayangnya, angka kepadatan penduduk yang tinggi tidak diikuti dengan pembangunan infrastruktur yang baik untuk menunjang kesejahteraan masyarakat. Kondisi kesehatan masyarakat di RT. 04  dapat dikategorikan cukup baik. Dengan penyakit yang mendominasi Influenza dan DBD di musim-musim tertentu. Untuk kondisi kesehatan anak, status gizi anak di RT. 04 didominasi oleh status gizi baik dengan rincian gizi baik sekitar 139 anak (86%) dan gizi kurang hanya 2 anak (14%). Kasus gizi buruk tidak ditemukan di wilayah ini.  Kondisi lingkungan di wilayah RT.04 terbilang cukup baik. Kondisi rumah memenuhi syarat rumah sehat dengan sanitasi yang baik.

Di wilayah ini sudah memiliki organisasi penggerak masyarakat yaitu Rombong Belajar Kukusan (RBK) yang memiliki focus pemberdayaan masyarakat untuk mencapai derajat kehidupan yang lebih baik. Sayangnya RBK belum memiliki sumber daya untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat.[3]Untuk membantu mengatasi masalah kesehatan masyarakt, diberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan promosi kesehatan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku kesehatan masyarakat.


Kondisi Lingkungan di Kukusan Beji, Depok


Metode
Studi ini merupakan riset operasional. Subyek penelitian adalah ibu rumah tangga yang tinggal di RW 2 Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok. Studi dilakukan selama bulan Juni – September 2012.

Kegiatan
Setelah hampir 1 tahun periode kegiatan pendidikan kesehatan, kami telah dilakukan beberapa kegiatan, yaitu :
1.      Promosi kesehatan
Kegiatan promosi kesehatan dilakukan secara rutin minimal satu kali setiap bulan sejak Mei hingga September 2012. Tema yang disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang diketahui melalui survey. Sebagian besar masyarakat mengeluhkan masalah kesehatan khususnya penyakit menular, penyakit degenerative, gizi, imunisasi dan masalah kesehatan anak. Kami menjawab kebutuhan masyarakat sehingga diharapkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat menjadi lebih baik.

Kegiatan Promosi Kesehatan dan Diskusi dengan Warga Kukusan Beji, Depok

2.      Peningkatan Minat Baca Buku Kesehatan
Beragam koleksi buku perpustakaan sangatlah penting, terlebih untuk buku-buku yang dibutuhkan oleh pembaca di perpustakaan tersebut. Sama halnya dengan RBK, perpustakaan ini sudah memiliki cukup banyak koleksi buku namun masih belum cukup beragam. Koleksi buku-buku tentang kesehatan masyarakat dan Islam yang menjadi kebutuhan masyarakat belum cukup banyak tersedia. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat koleksi buku-buku pun ditambahkan. Mengingat kebanyakan pengunjung adalah ibu dan anak maka penambahan koleksi buku pun disesuaikan dengan kebutuhan.



3.      Sarasehan Warga/Urun Rembug
Kegiatan sarasehan warga/urun rembug dilakukan pada Bulan September 2012 dalam bentuk diskusi kelompok (Focus Group Discussion (FGD)). Kegiatan ini dilakukan setelah semua materi promosi kesehatan disampaikan kepada masyarakat. Tujuan dilakukannya sararehan ini adalah untuk mengetahui pandangan masyarakat tentang kondisi lingkungan mereka dipandang dari sudut kesehatan. Dalam sarasehan ini juga membahas solusi terbaik untuk masalah kesehatan yang ada dalam jangka panjang. Harapannya dengan adanya kesadaran di masyarakat tentang kondisi kesehatan yang ada akan menumbuhkan semangat bersama untuk menemukan solusi terbaik terhadap permasalahan yang ada.

4.      Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan promosi kesehatan dilakukan dengan membuat instrument yang diharapkan menjadi gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku kesehatan masyarakat di wilayah Kukusan Beji Depok. Instrument ini (terlampir) dibuat dengan berpedoman pada 10 indikator Pola Hidup Bersih dan Sehat. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui Baseline data yang dilakukan di awal masa pengabdian masyarakat dengan tujuan mengetahui kondisi kesehatan masyarakat sebelum dilakukan promosi kesehatan. Sebaliknya, endline data dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat setelah promosi kesehatan. Kegiatan ini dilakukan di akhir priode promosi kesehatan yang dilakukan pada kegiatan sarasehan warga untuk membahas kondisi kesehatan masyarakat yang ada.

Rabu, 07 November 2012

Penyakit Berbasis Lingkungan (PBL)


Sabtu, 12 Mei 2012
dr. Laili KHoiriyah, dokter dan peneliti RSCM

Kegiatan promosi kesehatan kedua dilakukan pada tanggal 12 Mei 2012 pkl. 13.00 WIB dan kembali dihadiri oleh 21 peserta. Tema kedua yang dipilih adalah penyakit berbasis lingkungan. Tema ini dipilih mengingat kebanyakan angka kesakitan masyarakat adalah penyakit berbasis lingkungan. Pembicara yang menyampaikan materi adalah dr. Laili Khoiriyah, beliau adalah dokter peneliti RSCM yang juga aktif memberikan penyuluhan kesehatan.
Warga antusias mengikuti kegiatan diskusi

Materi yang disampaikan dr. Laili dikhususkan pada pembahasan 3 penyakit yaitu diare, demam berdarah (sekaligus malaria) dan kecacingan. Penyampaian materi dilakukan dengan lengkap mulai dari penyebab penyakit, gejala dan tanda-tanda penyakit, pengobatan penyakit, dan pencegahan penyakit.
Masyarakat aktif bertanya karena kebetulan penyakit ini sering mewabah di musim-musim tertentu. Beberapa warga juga menanyakan penyakit degenerative seperti asam urat dan diabetes yang dijawab dengan baik oleh dr. Laili Khoiriyah. Seorang ibu hamil juga menanyakan tentang menjaga kesehatan selama kehamilan, pertanyaan ini juga dapat dijawab dengan baik oleh pembicara. Ketertarikan masyarakat dalam tema diskusi ini menyebabkan kegiatan berjalan melebihi waktu. Namun karena semua memiliki waktu luang kegiatan dilanjutkan sampai semua pertanyaan warga selesai dijawab. 



Promosi Kesehatan PHBS

Sabtu, 05 Mei 2012
Kegiatan promosi kesehatan dilakukan secara rutin minimal satu kali setiap bulan. Tema yang disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang diketahui melalui survey. Sebagian besar masyarakat mengeluhkan masalah kesehatan khususnya penyakit menular, penyakit degenerative, gizi, Keluarga Berencana, dan masalah kesehatan anak. Kami menjawab kebutuhan masyarakat sehingga diharapkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat menjadi lebih baik.

Rahayuningtyas, pemateri promosi kesehatan PHBS

Poster/Banner Kegiatan Promkes untuk Menarik Perhatian Warga

Bagan/Lambang 10 PHBS
Persiapan promosi kesehatan dimulai dengan mencari referensi materi sesuai dengan tema yang akan disampaikan. Di saat yang bersamaan kami mencari tenaga kesehatan yang menguasai materi promosi kesehatan untuk menyampaikan teori, konsep, dan praktek di masyarakat tentang penerapan tema kesehatan yang dipilih. Selanjutnya dilakukan persiapan akhir yaitu pembuatan poster presentasi dan power point sesuai materi yang sudah didapatkan. Tidak lupa dibuat pre dan post test untuk menilai perubahan tingkat pengetahuan kesehatan masyarakat setelah promosi kesehatan dilakukan.

warga amtusias mendengarkan penjelasan
Kendala selama melaksanakan promosi kesehatan hamper tidak ada karena kerjasama yang baik sudah terbangun antara tim pengabdi masyarakat UI dengan masyarakat setempat. Satu jam sebelum acara dimulai biasanya dilakukan persiapan secara bersama-sama seperti membersihkan tempat memasang LCD hingga distribusi soal pre dan post test. Warga sangat antusias mengikuti acara ini bahkan sampai ikut membersihkan lokasi setelah promosi kesehatan selesai. Sedikit kekurangan yang ada terkait lokasi promosi kesehatan yang berada di pinggir jalan Kukusan. Lokasi ini memang memudahkan masyarakat untuk datang karena strategis dan mudah dilihat namun sayangnya banyak kendaraan roda dua yang lalu lalang di depan lokasi promosi kesehatan yang suaranya mengganggu proses promosi kesehatan.
Hingga saat ini sudah dilakukan tiga kali promosi kesehatan dengan tema berbeda. Berikut penjelasan untuk masing-masing tema promosi kesehatan.


Suasana diskusi yang santai membuat warga tidak sungkan untuk berbagi pengalaman dan bertanya


Promkes PHBS

Sabtu, 05 Mei 2012
Kegiatan promosi kesehatan dilakukan secara rutin minimal satu kali setiap bulan. Tema yang disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang diketahui melalui survey. Sebagian besar masyarakat mengeluhkan masalah kesehatan khususnya penyakit menular, penyakit degenerative, gizi, Keluarga Berencana, dan masalah kesehatan anak. Kami menjawab kebutuhan masyarakat sehingga diharapkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat menjadi lebih baik.

Rahayuningtyas, pemateri promosi kesehatan PHBS

Poster/Banner Kegiatan Promkes untuk Menarik Perhatian Warga

Bagan/Lambang 10 PHBS
Persiapan promosi kesehatan dimulai dengan mencari referensi materi sesuai dengan tema yang akan disampaikan. Di saat yang bersamaan kami mencari tenaga kesehatan yang menguasai materi promosi kesehatan untuk menyampaikan teori, konsep, dan praktek di masyarakat tentang penerapan tema kesehatan yang dipilih. Selanjutnya dilakukan persiapan akhir yaitu pembuatan poster presentasi dan power point sesuai materi yang sudah didapatkan. Tidak lupa dibuat pre dan post test untuk menilai perubahan tingkat pengetahuan kesehatan masyarakat setelah promosi kesehatan dilakukan.

warga amtusias mendengarkan penjelasan
Kendala selama melaksanakan promosi kesehatan hamper tidak ada karena kerjasama yang baik sudah terbangun antara tim pengabdi masyarakat UI dengan masyarakat setempat. Satu jam sebelum acara dimulai biasanya dilakukan persiapan secara bersama-sama seperti membersihkan tempat memasang LCD hingga distribusi soal pre dan post test. Warga sangat antusias mengikuti acara ini bahkan sampai ikut membersihkan lokasi setelah promosi kesehatan selesai. Sedikit kekurangan yang ada terkait lokasi promosi kesehatan yang berada di pinggir jalan Kukusan. Lokasi ini memang memudahkan masyarakat untuk datang karena strategis dan mudah dilihat namun sayangnya banyak kendaraan roda dua yang lalu lalang di depan lokasi promosi kesehatan yang suaranya mengganggu proses promosi kesehatan.
Hingga saat ini sudah dilakukan tiga kali promosi kesehatan dengan tema berbeda. Berikut penjelasan untuk masing-masing tema promosi kesehatan.


Suasana diskusi yang santai membuat warga tidak sungkan untuk berbagi pengalaman dan bertanya