Kamis, 18 Desember 2014

Bias HAKIKAT DOSA DAN KEBAIKAN (BAGIAN 2)

HAKIKAT DOSA DAN KEBAIKAN (BAGIAN 2)
Oleh Ustadz Firanda Andirja, MA

✏ 10 Desembet 2014

Assalaamu 'alaykum warahmatullah wabarakaatuh.
Kita masuk pada halaqoh yang ke-5, masih bersama hadits Dari sahabat Nawaas bin Sam'an رضي اللّه عنه dia berkata : Aku bertanya kepada Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم tentang kebajikan dan tentang dosa. Kebajikan adalah akhlaq yang mulia. Dan dosa adalah apa yang membuat hatimu gelisah dan engkau tidak suka kalau orang-orang melihat apa yang engkau lakukan tersebut. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya.

وَ عَنِ النَّوَّاسِ ابْنِ سَمْعَانَ رضي اللّه عنه قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم عَنِ الْبِرِّ وَ اْلأِثْمِ فَقَالَ اَلْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَ اْلأِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

Telah kita bahas pada pertemuan sebelumnya tentang makna albirru husnul khuluuq (kebajikan adalah akhlaq yang mulia). 

Dan pada kesempatan kali ini kita akan membahas potongan hadits yang ke-2 yaitu tentang dosa.

Dosa adalah apa yang menggelisahkan engkau dihatimu. Dan engkau tidak suka jika orang-orang melihat kau melakukannya.

Hadits ini menjelaskan tentang barometer untuk mengenal dosa. Tentunya dosa-dosa adalah melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah سبحانه وتعالى.

Untuk mengenal dosa, kita bisa melihat dengan mempelajari AlQuran dan sunnah-sunnah Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم, apa yang dilarang oleh Allah dalam AlQur'an maka itu adalah dosa. Apa yang dilarang oleh Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم
dalam hadits-haditsnya maka itu adalah dosa.

Namun terkadang ada perkara yang kita lakukan yang kita tidak sempat untuk melihat dalilnya, tidak sempat untuk mengecek dalilnya atau kita tidak tahu dalilnya. Tetapi tatkala kita hendak melakukannya muncul kegelisahan dalam dada kita, muncul tidak ketenangan dalam hati kita tatkala kita hendak melakukannya,  ingatlah ini merupakan ciri dosa.

Karena dalam hadits ini Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم telah menyebutkan barometer dan indikator untuk mengenal dosa, beliau menyebutkan 2 ciri, yaitu :
1⃣ Yaitu menjadikan dadamu gelisah.
2⃣ Engkau tidak suka untuk dilihat oleh oranglain.

Kalau anda melakukan suatu perkara kemudian anda merasa tenang, hati tidak merasa gelisah, kalau oranglain tahu pun tidak jadi mengapa maka ini bukan dosa.

Tapi tatkala anda melakukan sesuatu tetapi kemudian ternyata hati anda gelisah atau tidak tenang kemudian yang ke-2 tidak ingin oranglain tahu, tidak ingin tetangga tahu, tidak ingin sahabat tahu, tidak ingin istri tahu, tidak ingin ustadz kita tahu maka ini merupakan ciri dosa maka berhati-hatilah. Dan sebaiknya kita meninggalkan perkara yang menimbulkan ketidaktenangan tersebut.

Namun ingat kata para ulama, hadits ini (sabda Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم ini) berkaitan dengan orang yang hatinya masih sesuai fitrah, bukan orang-orang yang melakukan kemaksiatan yang fitrahnya sudah rusak, yang membanggakan kemaksiatan-kemaksiatan yang mereka lakukan, tidak punya malu, ini tentu tidak berlaku bagi mereka, hadits ini.

Seperti orang-orang yang memamerkan aurat mereka, orang-orang yang minum khamr dihadapan banyak orang, orang-orang yang bangga dengan kejahatan-kejahatan yang mereka laukan, maksiat-maksiat yang mereka lakukan, orang-orang yang terkadang menshooting diri mereka tatkala mereka sedang bermaksiat, sedang berzina lalu mereka sebarkan di dunia-dunia maya. Ini semua tidak berlaku bagi mereka disini karena fitrah mereka telah rusak, adapun hadits ini berlaku untuk orang yang masih punya rasa malu, yang fitrahnya masih baik, maka untuk mengenal dosa atau tidak, maka dia memiliki 2 ciri, 2 indikator:
1⃣ Hatinya tidak tenang
2⃣ Dia tidak suka kalau ada orang yang melihatnya

Oleh karenanya ikhwan akhwat sekalian yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى terkadang seorang ulama menjadikan hadits ini sebagai dalil bahwa dosa itu pasti mendatangkan kegelisahan.

Sebagaimana penjelasan Ibnul Qoyyim رحمه اللّه تعالى: Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah سبحانه وتعالى pasti dia gelisah, pasti dia tidak tenang. Sebagaimana orang yang mengingat Allah :

ِ ۗأَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Ketahuilah dengan mengingat Allah maka hati menjadi tenang. (ArRa'du:28)

Maka kebalikannya, kalau lupa kepada Allah, maksiat kepada Allah maka pasti mendatangkan kegelisahan, pasti mendatangkan gundah gulana, hatinya tidak tenang, hatinya tidak tentram sampai dia bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى.

Semoga Allah سبحانه وتعالى menjauhkan kita dari segala dosa dan semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang tawaabiin, yaitu jika kita berdosa segera kita bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى.

Demikianlah, wabillaahit taufiq wal hidayah

Sampai bertemu pada halaqoh berikutnya.

Assalaamu'alaykum 'alaykum warahmatullah wabarakaatuh.

Dari Firanda, rekamannya di Mekkah.

___________
✏catatan anggota BiAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar