Senin, 27 Oktober 2014

Perempuan cerdas dan cantik

Ini ada tulisan bagus dey dr fb mba Nurisma Fira

PEREMPUAN HARUS CERDAS, DAN CANTIK!

Beberapa kali menemukan status yang mengutip pernyataan seorang dokter bahwa kecerdasan anak, secara genetik diturunkan oleh ibu dan bukan didapatkan dari ayahnya. Karena itu, pesan Bu Dokter tersebut, "Carilah istri yang pandai, bukan yang cantik."

Secara teori, seharusnya begitu.
Faktanya, tidak sesederhana itu.

Pertama, setelah 7 tahun menikah, saya sampai pada kesimpulan sementara, bahwa bagaimana pun pada dasarnya laki-laki itu visual. Secara umum laki-laki nggak peduli dengan piala, piagam, beasiswa, karier, prestasi, atau deretan gelar di depan dan di belakang nama istrinya. Mereka mencari istri. Bukan menyeleksi Chief Executive Officer (CEO/Direktur Utama) Perusahaan.

Inilah yang banyak dilupakan oleh para perempuan cerdas. Yakni, laki-laki mencari istri. Bukan mencari karyawati. Bukan mencari lawan berdebat. Bukan mencari ibu, apalagi ibu tiri. Bukan juga mencari pengasuh. Apalagi pembantu. Ini persoalan kedua yang banyak saya lihat.

Tentu saja laki-laki yang cerdas akan mencari istri yang cerdas. Tetapi, mereka mencari istri. Bukan menyeleksi partner kerja atau karyawati. Karena mencari istri, yang penting bagi laki-laki bukan istri yang 'extra-intelligent' atau 'super-intelligent', tapi 'reasonably intelligent'.

Lho, katanya mau cari istri cerdas supaya anak2nya cerdas?

Iya. Tapi inget, segala sesuatu itu ada sisi lainnya. Orang2 cerdas biasanya sulit menerima pendapat orang lain, kritis, anlisis, sulit dipahami oleh orang yang kurang cerdas, dominan, dan sisi2 negatif lainnya.

Perusahaan akan bagus kalau memiliki karyawan cerdas. Tapi laki2 mencari apa yang tidak bisa dia dapatkan dari kantor atau tempatnya bekerja, yakni perhatian, kasih sayang, kehangatan, dihargai, diterima apa adanya. Sesederhana itu.

Diakui atau tidak, mayoritas laki-laki terintimidasi oleh perempuan yang cerdas, karier sukses, dan independen.

Lantas bagaimana dengan para perempuan yang super-intelligent? Apakah akan ada yang memilih mereka untuk menjadi istri?

Allahua'lam. Saya juga tidak tahu.

Tapi, yang saya pelajari dari parenting adalah, kecerdasan itu ada 8 area: linguistik, logika-matematika, visual-spasial, musikal, kinestetik, naturalis, intrapersonal, dan interpersonal.

Mungkin, kampus mencari mahasiswa yang cerdas visual-spasial, logika-matematika, dan/atau linguistik. Kalau bisa yang super-intelligent.

Tetapi, laki-laki mencari istri yang 'reasonably intelligent' di bidang linguistik dan logika-matematika, dan *super-intelligent* di bidang kecerdasan visual dan interpersonal.

Indikator yang paling gampang: Mampu membuat dirinya berpenampilan menarik, dan bisa membuat dirinya berkepribadian menarik.

Penampilan menarik dan kepribadian menarik ini tentu saja pasal karet, yang bisa dtarik-ulur ke mana2. Tapi cobalah kita menjawab secara jujur, apakah kita merasa percaya diri dengan penampilan kita? Kalau kita sendiri saja, tidak percaya diri dengan penampilan kita, bagaimana orang lain mau percaya diri dengan penampilan kita?

Nggak ada salahnya konsultasi kepada orang lain untuk memperbaiki penampilan kita. Petinju legendaris punya pelatih. Penulis punya editor. Kenapa? Karena nggak semua yang ada pada kita, selalu bisa kita lihat sendiri. Dalam banyak hal, kita memerlukan bantuan orang lain untuk melihat yang ada pada diri kita.

Bagaimana dengan kepribadian menarik? Standar kepribadian islam sih, memenuhi pola pikir islami dan pola sikap islami. Tapi muslimah yang menarik tentu lebih dari itu. Status ini sudah terlampau panjang. Yang saya cuma ingin tulis adalah; Menurut saya, mungkin, barangkali, tidak banyak laki-laki mencari calon istri yang 'sangat hobi posting status facebook' (meski nggak dosa, siih, kalau sehari posting status sampai belasan kali tentang yg dikerjakan sejak bangun tidur sampai mau tidur lagi) dan selalu mengumbar perasaan galaunya di media sosial.

Bagaimana pun, pada umumnya, laki-laki itu lebih memilih jadi yang ngejar-ngejar daripada jadi yang dikejar-kejar wanita. Dan wanita di sini berlaku umum baik kepada gadis remaja, perempuan dewasa, paruh baya, maupun janda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar