Kamis, 18 Desember 2014

Bias AGAR PERSAHABATAN TIDAK MENJADI PERMUSUHAN

📝 Artikel Islam
Ahad, 21 Shafar 1436 H
------------------
     14 Desember 2014

🍃 AGAR PERSAHABATAN TIDAK MENJADI PERMUSUHAN 🍂

☝Sesungguhnya bukanlah perkara yang gampang untuk membuat relasi persahabatan karena Allah dengan seseorang. Relasi tersebut bukanlah barang yang bisa dibeli…akan tetapi itu adalah anugerah dari Allah dengan sebab usaha pendekatan karena iman.

💐 Karenanya hendaknya kita berusaha untuk menjaga jalinan persahabatan. Yang perlu diingat adalah janganlah kita menganggap sahabat kita adalah malaikat yang tidak pernah bersalah, sehingga setiap kali ia bersalah lantas kita mencelanya. Sikap seperti ini adalah bentuk perenggangan bahkan bisa jadi pemutusan persahabatan, serta bentuk "kurang penghargaan" terhadap karunia relasi persahabatan tersebut yang merupakan anugerah Allah.

📢 Basyaar bin Burod berkata :

إِذَا كُنْتَ فِي كُلِّ الْأُمُوْرِ مُعَاتِبًا .....  صَدِيْقَكَ لَمْ تَلْقَ الَّذِي لاَ تُعَاتِبُهُ

Jika Engkau pada setiap perkara selalu mencela sahabatmu…

Maka engkau tidak menemukan sahabat yang tidak kau cela

فَعِشْ وَاحِدًا أَوْ صِلْ أَخَاكَ فَإِنَّهُ ...... مُقَارِفُ ذَنْبٍ مَرَّةً وَمُجَانِبُهُ

Jika demikian maka hiduplah engkau sendirian…

Atau jalinlah persahabatan dengan saudaramu karena sesungguhnya ia terkadang melakukan kesalahan dan terkadang menjauhi kesalahan

(Lihat Taariikh Baghdaad 7/610, tahqiq Basyaar 'Awwaad)

📢 Ia juga berkata :

وَمَنْ ذَا الَّذِي تُرْضِي سَجَايَاهُ كُلُّهَا ...... كَفَى بِالْمَرْءِ نُبْلاَ أَنْ تُعَدَّ مَعَايِبُهُ

Dan siapakah yang seluruh perangainya menyenangkan (orang lain)….??

Cukuplah seseorang dikatakan mulia jika aibnya masih terhitung

📢 Yang lain berkata :

تُرِيْدُ صَاحِبًا لاَ عَيْبَ فِيْهِ ..... فَهَلِ الْعُوْدُ يَفُوْحُ بِلاَ دُخَانِ؟

Engkau ingin memiliki seorang sahabat yang tidak ada kesalahannya sama sekali??

❓Maka apakah kayu gaharu bisa mengeluarkan harum wanginya tanpa ada asapnya??

💡Hendaknya kita bersabar dengan kesalahan sahabat kita dengan tetap berusaha menasehatinya….

💞 Akhirnya….selamat menjalin persahabatan karena Allah, semoga Allah mencintaimu karena persahabatanmu tersebut.

Abu Abdil Muhsin Firanda
www.firanda.com

__________
🌴Grup WA Bimbingan Islam🌴

Bias PENTINGNYA BELAJAR AGAMA (Bagian 2)

🍀 AUDIO 11
                  HALAQOH 2

PENTINGNYA BELAJAR AGAMA (Bagian 2)

🔈Ustadz Fauzan Abdullah, ST, MA
✏ 12 Desember 2014

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalaamu 'alaykum warahmatullah wabarakaatuh.

Alhamdulillah wash shalaatu wassalaamu 'ala Rasulillah wa ba'd.

Ikhwah fiddin a'aazaniyyallaahu wa iyyakum, pada halaqoh ke-2 ini, dalam muqaddimah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai pelajaran kita tentang ringkasan Fiqih Syar'iyyah Matan Abu Suja'.

1⃣ Wajib bagi para penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niat karena Allah سبحانه وتعالى karena menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah dan bagian dari jihad fii sabiilillaah.

Allah تعالى berfirman:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk memurnikan keta'atan hanya kepada Allah سبحانه وتعالى. (AlBayyinah:5)

Ikhwah fiddin a'aazaniyyallaahu wa iyyakum. Dan niatkan kita menuntut ilmu adalah untuk menghilangkan kebodohan yang ada pada diri kita dan juga kita berusaha mengangkat kebodohan yang ada pada diri oranglain, agar kita semua dan mereka bisa memahami apa yang diridhai oleh Allah سبحانه وتعالى dan RasulNya.

2⃣ Hendaknya bersabar di dalam menuntut ilmu dan tidak tergesa-gesa. Hendaknya bertahap, mulai dari tahap yang dasar, kemudian menengah dan dilanjutkan dalam tahap berikutnya.

Diantara tahap dasar bagi seseorang adalah dia menuntut ilmu, mengetahui perkara-perkara yang mendasar yang wajib 'ain bagi dirinya. Dan diantara tahap awal dalam masalah cabang ilmu fiqih adalah memulai memahami gambaran permasalahan secara ringkas sebelum mendalami atau menyibukkan diri dalam permasalahan-permasalahan yang mendetail, perbedaan para ulama dan dalil mereka dan seterusnya.

Allah تعالى berfirman :

كُونُوا رَبَّانِيِّينَ

Dan jadilah kalian seorang yang Rabbani. (Ali Imran:79)

Ibnu 'Abbas رضي اللّه تعالى عنه beliau mengatakan tentang ulama Rabbani, mereka adalah

أَنَّهُ الَّذِيْ يُعَلِّمُ النَّاسَ بِصِغَارِ الْعِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ.

Mereka adalah orang-orang yang mengajarkan manusia perkara-perkara yang mendasar sebelum perkara-perkara yang lanjut.

Oleh karena itu, ikhwah fiddin a'aazaniyyallaahu wa iyyakum, adalah sebuah kesalahan apabila kita menyibukkan diri kita atau menyibukkan oranglain pada perkara-perkara khilaf diantara para ulama. Padahal kita sendiri atau oranglain belum mengetahui perkara yang mendasar yang wajib untuk diketahui.

Kemudian ikhwah fiddin a'aazaniyyallaahu wa iyyakum,

3⃣ Bahwasanya para ulama, baik yang terdahulu maupun terkini, mereka senantiasa mengajarkan kitab-kitab fiqih secara bertahap. Mulai dari tahap yang mendasar, menengah kemudian lanjut sebagaimana para ulama terdahulu, mereka menulis kitab-kitab dari dasar. Seperti Imam Nawawi رحمه اللّه, beliau menulis Kitab AlMinhaj yang merupakan ringkasan fiqih AsySyafi'i, kemudian dilanjutkan dengan Kitab ArRaudhah yang lebih panjang penjelasannya. Kemudian dilanjutkan dengan Kitab AlMajmu' yang merupakan disana dijelaskan tentang perbedaan pendapat para ulama, dalil-dalil dan diskusi diantara mereka.

Begitu juga Ibnu Qudamah AlHanbali. Beliau menulis kitab dasar Kitab Umdatul Fiqh, kemudian dilanjutkan dengan Kitab AlKafi, kemudian dilanjutkan kitab-kitab panjang yaitu Kitab AlMughni sebagaimana yang kita ketahui.

Perkara yang ke-4 yang perlu kita sampaikan bahwasanya,

4⃣ Di dalam mempelajari kitab Madzhab Syafi'i ini, bukan berarti kita fanatik terhadap Madzhab Syafi'i ataupun kita takqlid. Karena sesungguhnya, semua perkataan selain dari Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم bisa diterima ataupun ditolak.

Oleh karena itu para ulama, baik terdahulu maupun terkini, bahkan Imam Syafi'i sendiri, beliau mengatakan :

إِذَا صَحَّ الْحَدِيْثِ فَهُوَ مَذْهَبِيْ

Apabila hadits itu shahih maka itu pendapatku.

Oleh karena itu, hendaknya penuntut ilmu berpegang kepada AlKitab dan Sunnah di dalam berpendapat.

Kemudian perkara yang ke-5 didalam mempelajari matan Abu Suja' yang merupakan ringkasan fiqih Syafi'i ini,

5⃣ Akan kami jelaskan secara ringkas saja dan lebih fokus kepada bagaimana masalah-masalah yang dibahas oleh para ulama atau gambaran masalah yang dibahas para ulama, bukan pada khilaf ataupun perbedaan pendapat diantara mereka. Dan akan kami jelaskan secara ringkas dalil-dalil apabila dibutuhkan.

 Pada pembahasan kitab fiqih ini tentu akan memakan waktu yang panjang, oleh karena itu jika kita ada kesempatan mendatang, kita bisa selesaikan pada kajian intensif, baik secara offline maupun online. Maka akan kami sampaikan linknya kepada ikhwah sekalian agar faidahnya bisa lebih menyeluruh.

Demikian yang bisa kami sampaikan pada halaqoh yang ke-2.

Wash shalallaahu 'ala Nabiyyina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shahbihi wa sallim wa aakhiru da'wana alhamdulillaahi Rabbil 'aalamiin.

Assalaamu 'alaykum warahmatullah wabarakaatuh.

Bias Syirik Membatalkan Amalan

Kamis,  11 Desember 2014 -
Silsilah Belajar Tauhid (4)

Syirik Membatalkan Amalan
Ustdz Abdullah Roy

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah Washalatu Wasalamu ‘Ala Rasulillah Wa ‘Ala Aalihi Wa Sahbihi Ajmain.

Halaqah yang keempat adalah tentang bahwasanya syirik membatalkan amalan.

Pernahkah anda kehilangan file data berharga hasil kerja keras anda berhari-hari, atau berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Bagaimanakah perasaaan anda saat itu? Sedih bukan? Terkadang seseorang berani untuk membayar jutaan rupiah asal file yang berharga tersebut kembali.

Saudaraku sekalian, syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amalan seseorang.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, Maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu Termasuk orang-orang yang bersyukur”. (Az Zumar: 65-66)

Dalam ayat ini, seorang nabi pun apabila dia berbuat syirik, maka akan batal amalannya. Oleh karena itu saudara sekalian jagalah amalan anda yang telah anda tabung bertahun-tahun. Jangan biarkan amalan tersebut hilang begitu saja hanya karena kejahilan anda terhadap tauhid dan juga syirik. Terkadang sebuah perbuatan yang kita anggap biasa bisa menghancurkan amalan sebesar gunung. Dan belum tentu ada waktu lagi untuk bisa menabung kembali.

Itulah halaqah keempat dan sampai bertemu kembali pada halaqah berikutnya.

Wasalalahu ala nabiyina Muhammad wa ala aalihi wa sahbihi ajmain

Bias HAKIKAT DOSA DAN KEBAIKAN (BAGIAN 2)

HAKIKAT DOSA DAN KEBAIKAN (BAGIAN 2)
Oleh Ustadz Firanda Andirja, MA

✏ 10 Desembet 2014

Assalaamu 'alaykum warahmatullah wabarakaatuh.
Kita masuk pada halaqoh yang ke-5, masih bersama hadits Dari sahabat Nawaas bin Sam'an رضي اللّه عنه dia berkata : Aku bertanya kepada Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم tentang kebajikan dan tentang dosa. Kebajikan adalah akhlaq yang mulia. Dan dosa adalah apa yang membuat hatimu gelisah dan engkau tidak suka kalau orang-orang melihat apa yang engkau lakukan tersebut. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya.

وَ عَنِ النَّوَّاسِ ابْنِ سَمْعَانَ رضي اللّه عنه قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم عَنِ الْبِرِّ وَ اْلأِثْمِ فَقَالَ اَلْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَ اْلأِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

Telah kita bahas pada pertemuan sebelumnya tentang makna albirru husnul khuluuq (kebajikan adalah akhlaq yang mulia). 

Dan pada kesempatan kali ini kita akan membahas potongan hadits yang ke-2 yaitu tentang dosa.

Dosa adalah apa yang menggelisahkan engkau dihatimu. Dan engkau tidak suka jika orang-orang melihat kau melakukannya.

Hadits ini menjelaskan tentang barometer untuk mengenal dosa. Tentunya dosa-dosa adalah melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah سبحانه وتعالى.

Untuk mengenal dosa, kita bisa melihat dengan mempelajari AlQuran dan sunnah-sunnah Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم, apa yang dilarang oleh Allah dalam AlQur'an maka itu adalah dosa. Apa yang dilarang oleh Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم
dalam hadits-haditsnya maka itu adalah dosa.

Namun terkadang ada perkara yang kita lakukan yang kita tidak sempat untuk melihat dalilnya, tidak sempat untuk mengecek dalilnya atau kita tidak tahu dalilnya. Tetapi tatkala kita hendak melakukannya muncul kegelisahan dalam dada kita, muncul tidak ketenangan dalam hati kita tatkala kita hendak melakukannya,  ingatlah ini merupakan ciri dosa.

Karena dalam hadits ini Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم telah menyebutkan barometer dan indikator untuk mengenal dosa, beliau menyebutkan 2 ciri, yaitu :
1⃣ Yaitu menjadikan dadamu gelisah.
2⃣ Engkau tidak suka untuk dilihat oleh oranglain.

Kalau anda melakukan suatu perkara kemudian anda merasa tenang, hati tidak merasa gelisah, kalau oranglain tahu pun tidak jadi mengapa maka ini bukan dosa.

Tapi tatkala anda melakukan sesuatu tetapi kemudian ternyata hati anda gelisah atau tidak tenang kemudian yang ke-2 tidak ingin oranglain tahu, tidak ingin tetangga tahu, tidak ingin sahabat tahu, tidak ingin istri tahu, tidak ingin ustadz kita tahu maka ini merupakan ciri dosa maka berhati-hatilah. Dan sebaiknya kita meninggalkan perkara yang menimbulkan ketidaktenangan tersebut.

Namun ingat kata para ulama, hadits ini (sabda Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم ini) berkaitan dengan orang yang hatinya masih sesuai fitrah, bukan orang-orang yang melakukan kemaksiatan yang fitrahnya sudah rusak, yang membanggakan kemaksiatan-kemaksiatan yang mereka lakukan, tidak punya malu, ini tentu tidak berlaku bagi mereka, hadits ini.

Seperti orang-orang yang memamerkan aurat mereka, orang-orang yang minum khamr dihadapan banyak orang, orang-orang yang bangga dengan kejahatan-kejahatan yang mereka laukan, maksiat-maksiat yang mereka lakukan, orang-orang yang terkadang menshooting diri mereka tatkala mereka sedang bermaksiat, sedang berzina lalu mereka sebarkan di dunia-dunia maya. Ini semua tidak berlaku bagi mereka disini karena fitrah mereka telah rusak, adapun hadits ini berlaku untuk orang yang masih punya rasa malu, yang fitrahnya masih baik, maka untuk mengenal dosa atau tidak, maka dia memiliki 2 ciri, 2 indikator:
1⃣ Hatinya tidak tenang
2⃣ Dia tidak suka kalau ada orang yang melihatnya

Oleh karenanya ikhwan akhwat sekalian yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى terkadang seorang ulama menjadikan hadits ini sebagai dalil bahwa dosa itu pasti mendatangkan kegelisahan.

Sebagaimana penjelasan Ibnul Qoyyim رحمه اللّه تعالى: Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah سبحانه وتعالى pasti dia gelisah, pasti dia tidak tenang. Sebagaimana orang yang mengingat Allah :

ِ ۗأَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Ketahuilah dengan mengingat Allah maka hati menjadi tenang. (ArRa'du:28)

Maka kebalikannya, kalau lupa kepada Allah, maksiat kepada Allah maka pasti mendatangkan kegelisahan, pasti mendatangkan gundah gulana, hatinya tidak tenang, hatinya tidak tentram sampai dia bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى.

Semoga Allah سبحانه وتعالى menjauhkan kita dari segala dosa dan semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang tawaabiin, yaitu jika kita berdosa segera kita bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى.

Demikianlah, wabillaahit taufiq wal hidayah

Sampai bertemu pada halaqoh berikutnya.

Assalaamu'alaykum 'alaykum warahmatullah wabarakaatuh.

Dari Firanda, rekamannya di Mekkah.

___________
✏catatan anggota BiAS

Bias HAKIKAT KEBAIKAN DAN DOSA

HALAQOH 7
----------

HAKIKAT KEBAIKAN DAN DOSA
Oleh: Ustadz Firanda Andirja, MA

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillaahirrabbil 'aalamiin washsholaatu wassalamu 'alaa Rasulillah.

Kita lanjutkan ke hadits berikutnya :

وَ عَنِ النَّوَّاسِ ابْنِ سَمْعَانَ رضي اللّه عنه قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم عَنِ الْبِرِّ وَ اْلأِثْمِ فَقَالَ اَلْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَ اْلأِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاس

Dari sahabat Nawwas bin Sam'an beliau berkata : Aku bertanya kepada Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم tentang makna AlBirr (yaitu kebajikan) dan itsm (yaitu dosa)-Apa itu kebajikan? Apa itu dosa?. Maka Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم berkata AlBirr (kebajikan) adalah akhlaq yang mulia. Adapun dosa yaitu apa yang engkau gelisahkan dihatimu dan engkau tidak suka kalau ada orang yang mengetahuinya.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati oleh Allah سبحانه وتعالى. Sahabat ini bertanya kepada Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم tentunya agar dia bisa beramal dan demikianlah adab seorang yang hendak bertanya maka dia niatkan tatkala dia belajar adalah untuk diamalkan. Dan yang ditanya oleh sahabat ini adalah pertanyaan yang sangat indah, tentang apa sih hakikat kebajikan dan apa sih hakikat daripada dosa.

Adapun jawaban Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم berkaitan dengan hak kebajikan, kata Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم : husnul khuluq (akhlaq yang mulia).

Padahal kita tahu bahwasanya kebajikan itu mencakup banyak sekali perkara. Semua kebaikan adalah kebajikan. Tetapi kenapa Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم mengkhususkan penyebutan husnul khuluq (akhlaq yang mulia)? Ini menunjukkan akan keutamaan dan keistimewaan akhlaq yang mulia.

Karenanya sabda Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم ini mirip seperti sabda Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم:

الْحَجُّ عَرَفَةُ

Haji adalah arofah.

Artinya apa? Inti daripada ibadah haji adalah wukuf di padang arofah. Bukan berarti haji cuma wukuf di padang arofah saja, tidak. Ada namanya thowaf, ada namanya sa'i, ada namanya ihram, ada namanya ibadah-ibadah yang lain (lempar jamarat, mabit di Mina, mabit di Muzdalifah). Ini semua merupakan rangkaian ibadah haji. 

Tetapi Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم mengkhususkan penyebutan wukuf di padang arofah karena dia adalah inti dari ibadah haji. 

Sama seperti albirru husnul khuluq (kebajikan adalah akhlaq yang mulia). Artinya apa? Akhlaq mulia memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Oleh karenanya kalau kita ingin melihat dalil-dalil tentang akhlaq yang mulia sangat banyak.

Seperti sabda Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم:

لَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَالُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ

Tidak ada suatu yang lebih berat dari pada akhlaq yang mulia dalam timbangan pada hari kiamat.

Ini menunjukkan kalau seseorang memiliki akhlaq yag mulia maka akan sangat memperberat timbangan kebajikannya.  Di hari yang sangat dia butuhkan kebaikan itu tatkala hari kiamat kelak.

Contohnya juga Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم mengatakan dalam haditsnya :

إِنَّ رَجُلَ لاَ يُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَاتِ      صَائِمِ قَائِمِ 

Sesungguhnya seorang dengan akhlaqnya yang mulia bisa meraih derajat orang yang senantiasa berpuasa sunnah dan senantiasa shalat malam. Orang ini mungkin dia jarang shalat malam, mungkin dia jarang puasa sunnah. Tetapi dia akhlaqnya mulia, orang senang dekat sama dia, orang bahagia duduk sama dia, orang senang mendengar wejangan-wejangannya. Orang senang mendapatkan bantuannya. Maka meskipun dia jarang shalat malam maskipun dia jarang berbuat sunnah namun dia mendapat pahala orang-orang seperti itu. Kenapa? Bihusni khuluqihi, dengan akhlaqnya yang mulia. 

Dan lihatlah sabda Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم :

َأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

Orang yang paling dekat kedudukannya denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaqnya.

Jika anda ingin dekat dengan Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم pada hari kiamat, perbaikilah akhlaq anda. Karena Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم mengatakan yang paling dekat dengan aku adalah yang paling baik akhlaqnya.

Ini menunjukkan keutamaan dan keistimewaan akhkaq yang mulia, ini adalah amalan yang spesial. Jangan kita sangka amalan itu hanyalah shalat, hanyalah puasa, hanyalah zakat. Akhlaq yang mulia adalah amalan yang sangat spesial yang sangat mulia disisi Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم.

Apabila seseorang berusaha menghiasi dirinya dengan akhlaq yang mulia, jangan seorang mengatakan :

"Saya tidak bisa merubah akhlaq saya".
"Saya memang begini modelnya".
"Saya diciptakan seperti ini modelnya, saya memang seperti ini". 

Kalau akhlaq tidak bisa dirubah, buat apa hadits-hadits yang begitu banyak tentang akhlaq yang mulia?. Buat apa ayat-ayat Allah turunkan untuk memotivasi orang-orang berakhlaq mulia?

Ini menunjukkan akhlaq bisa dirubah. Seorang yang pelit bisa jadi orang dermawan. Seorang yang pemarah bisa jadi seorang yang penyabar. Jangan sampai seorang mengatakan :

"Saya memang suka marah",
"Saya memang temperamental".

Jangan

"Saya begini tipenya".

Seperti itu orang bisa merubah akhlaqnya.

Oleh karena dalam hadits Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم mengatakan:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

Aku menjamin istana di bagian atas surga bagi orang yang terindah akhlaqnya.

Dalam riwayat lain :

لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ

Bagi orang yang memperindah akhlaqnya.

Berarti akhlaq itu bisa diperoleh, bisa diraih.

Dalam hadits kata Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم:

مَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ

Barangsiapa yang berusaha bersabar maka Allah akan jadikan dia penyabar.

Orang yang pemarah bisa jadi penyabar.

Karenanya para hadirin yang dirahmati oleh Allah سبحانه وتعالى. Inilah keutamaan keistimewaan akhlaq mulia.

Para ulama menyebutkan diantara akhlaq mulia sebagaimana perkataan Ibnul Mubaarok : Akhlaq mulia terkumpul pada 3 perkara :

طَلاَقَةُ الوَجه ، وَبَذْلُ المَعروف ، وَكَفُّ الأذَى

Yaitu wajah yang sering berseri-seri, senyum. Kemudian mudah untuk berbuat baik kepada oranglain dan tidak mengganggu oranglain.

Ini 3 rukun akhlaq :
1⃣ Wajah berseri-seri, murah senyum kepada oranglain, artinya tidak merendahkan dan tidak menghinakan oranglain.
2⃣ Ringan tangan untuk membantu oranglain
3⃣ Tidak mengganggu orang lain

In syaa'  Allah kita akan lanjutkan lagi pada halaqoh berikutnya. Wabillaahit taufiq.

Assalaamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh.

----------

Bias Bahaya Kesyirikan

~ Belajar Tauhid
▶ Halaqah 03
🌻 Bahaya Kesyirikan

Oleh Ustadz Abdullah Roy حفظه الله تعالى

Tauhid adlh amalan yg paling Allaah cintai, sebaliknya syirik ( menyekutukan Allaah dlm beribadah) adalah amalan yg plg Allaah murkai.

Allaah memang Maha Pengampun akan tetapi bila seseorang meninggal dunia dlm keadaan berbuat syirik kpd Allaah, Maka Allaah tdk akan mengampuni dosa syirik tsb. 

Org tersebut akan kekal di dalam Neraka selama2nya dan tidak ada harapan baginya masuk ke dalam syurganya Allaah Subhanahu wata'alaa

Sungguh ini adalah sebuah kerugian yg besar.
Allah berfirman dlm Qs.An-Nisa(4):48
Yg artinya : 
''Sesungguhnya Allaah tdk akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yg selain syirik, itu bagi siapa yg Dia kehendaki. 
Brg siapa yg mempersekutukan Allaah, mk sungguh dia telah berbuat dosa yg besar''.

Dan Qs. Al-Maidah(5):72
Artinya :
''Sesungguhnya brg siapa yg mempersekutukan Allaah, mk sungguh Allaah mengharomkan syurga baginya, dan tempatnya adalah neraka. Dan tdk ada seorang penolongpun bgi org2 zalim itu''.

Oleh karena itu hati2lah dgn dosa ini. Sedangkan dia tidak menyadarinya. Bentengilah dirimu dgn perisai ilmu agama, belajar dan berdo'alah kepada Allaah dgn sejujur2nya. 

Semoga Allaah melindungi kita dan keluarga kita dari perbuatan syirik ini.
Aamiin..

Bias HAK SESAMA MUSLIM (BAGIAN 2)

HAK SESAMA MUSLIM (BAGIAN 2)

Oleh Ustadz Firanda Andirja, MA
---------------------

Assalaamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh

Alhamdulillah wash sholaatu wassalaamu 'alaa Rasuulillah.

Para ikhwan dan akhwat, kita lanjutkan pelajaran kemarin. Sekarang kita sampai pada hak yang ke-2 dari 6 hak seorang muslim terhadap yang lainnya.

Kata Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم :

وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ

Jika dia mengundangmu maka penuhilah undangannya.

Sebagian ulama berpendapat bahwasanya hadits ini umum mencakup segala undangan, apakah undangan makan, undangan ke rumahnya. Namun jumhur ulama (mayoritas ulama) menbatakan yang wajib dipenuhi hanyalah undangan walimah. Karena dalam hadits disebutkan : Barangsiapa yang tidak memenuhi undangan walimah, kata Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم maka dia telah bermaksiat kepada Allah dan RasulNya. Ini menunjukknn bahwasanya memenuhi undangan walimah pernikahan maka ini hukumnya adalah wajib.

Hanya saja para ulama mengatakan jika ternyata ada udzur atau ada kemungkaran dalam walimah tersebut maka seseorang tidak wajib untuk hadir. Contohnya dalam walimah tersebut ada ikhtilat, campur laki-laki dengan wanita sementara kita tahu seorang wanita atau seorang ibu-ibu tatkala menghadiri acara walimah maka dia berhias dengan seindah-indahnya, dia bersolek dengan secantik-cantiknya. Kemudian bercampur baur dengan laki-laki hanya dilihat oleh lelaki yang lain, bisa jadi dia tidak memakai jilbab, terbuka auratnya maka dalam kondisi seperti ini, seseorang tidak wajib untuk menghadiri walimahnya.

Jika dia tahu walimahnya seperti itu, maka dia datang sebelum walimah atau dia datang setelah walimah agar menyenangkan hati saudaranya yang mengundang, bisa sebelum walimah atau sesudah walimah.

Kemudian misalnya kemungkaran yang ada misalnya dalam walimah tersebut ternyata ada khamr, ada bir, ada wine yang disebarkan maka ini juga tidak boleh menghadiri acara seperti ini.

Contohnya juga diantara kemungkaran ada di walimah misalnya nanggap penyanyi dangdut, penyanyi dangdut diundang, kemudian joget-joget kemudian menampakkan auratnya dan keindahan lekukan tubuhnya maka ini juga tidak wajib bagi kita untuk hadir.

Demikian juga misalnya ternyata dalam acara walimah tersebut yang diundang hanyalah orang-orang kaya, orang-orang miskin tidak diundang, orang-orang sekitar tetangganya tidak diundang, maka ini adalah syarruth tho'am (makanan yang terburuk), kita tidak hadir dalam acara seperti ini.

Demikian juga para ulama menyebutkan, tidak wajib kita menghadiri walimah jika ternyata untuk ke acara tersebut butuh safar, maka tidak wajib kita untuk menghadiri walimah tersebut.

Namun yang perlu saya ingatkan, jika ternyata yang mengundang acara walimah tersebut adalah kerabat kita, sepupu kita atau keluarga dekat kita maka memang dari sisi walimahnya tidak wajib tetapi dari sisi dia adalah kerabat maka kita hendaknya hadir. Kita khawatir kalau kita tidak hadir akan membuat dia marah sehingga kita bisa terjerumus dalam memutuskan silaturahmi.

Oleh karenanya, kita melihat acara walimah dari sisi walimahnya dan juga dari sisi kerabat. Kalau kerabat maka kita berusaha menghadiri meskipun harus bersafar.

Kemudian point berikutnya, yaitu yang ke-3, kata Nabi:

وَإِذَا اسْتَنْصَحَك  فَانْصَحْه

Jila dia minta nashihat kepadamu maka nashihatilah dia.

Seseorang disunnahkan untuk menashihati saudaranya. Ada seorang shahabat yang mengatakan : 

بَايَعْنَا رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَلَى إِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

Kami membai'at Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم berjanji untuk senantiasa sholat, senantiasa membayar zakat dan senantiasa menashihati setiap muslim.

Namun kata para ulama, menashihati seorang muslim secara kita yang mulai maka hukumnya sunnah. Tetapi jika dia datang minta kepada kita nashihat maka wajib bagi kita untuk menashihatinya.

Terkadang seorang muslim datang kepada kita punya permasalahan minta nashihat maka kita kalau mampu kita nashihati. Jangan kita pelit dengan nashihat, kalau kita mampu nashihati, kasih pengarahan, kasih arahan berdasarkan pengalaman kita, berdasarkan dalil.

Ketika seorang datang pada kita mengatakan : "Ustadz, ada orang ingin melamar putri saya, bagaimana menurut antum, antumkan mengenal orang tersebut". Maka kita berusaha menjelaskan dengan jelas bahwa orang ini bagaimana, kebaikannya bagaimana, keburukannya bagaimana, menurut kita bagus atau tidak, seakan-akan kita menjadi posisi sebagai dia. Ini namanya benar-benar kita seorang naashih. Benar-benar memberi nashihat bagi saudara kita. nashihat itu artinya apa? Ingin memberikan kebaikan bagi saudara kita.

Kemudian perkara berikutnya yang ke-4 kata Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم:

وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ

Jika dia bersin, kemudian dia mengucapkan "alhamdulillah" maka jawablah dengan "yarhamukallah".

Nanti pembahasan ini secara detail akan datang pada hadits-hadits berikutnya.

Kemudian kata Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم yang ke-5:

وَ إِذاَ  مَرِضَ  فَعُدْهُ

Jika dia sakit maka jenguklah dia.

Ini adalah sunnah yang harus kita kerjakan dan hukumnya adalah fardhu kifayah artinya orang sakit tidak semua orang harus mengunjungi, tidak. Tapi fardhu kifayah, jika sebagian orang sudah mengunjungi, sudah cukup. Kalau ternyata saudara kita ini sakitnya lama, jangan kita mencukupkan hanya mengunjunginya sekali tapi bisa berkunjung berulang-ulang. Kita kunjungi dan bercengkrama dengan dia, menghilangkan kesedihannya, kita bawa oleh-oleh buat dia.

Bahkan para ulama mengatakan bahkan meskipun dia dalam keadaan tidak sadar. Misalnya dia pingsan, kita kunjungi dia, tidak jadi masalah. Karena paling tidak kita bisa do'akan dia meskipun dia tidak tahu tapi Allah tahu kita sudah mengunjungi dia. Atau paling tidak setelah dia siuman/tersadar, ada yang cerita tadi si fulan mengunjungimu, maka ini akan menyenangkan hatinya, ternyata si fulan perhatian sama saya sehingga dia tidak jadi berburuk sangka. Atau keluarganyapun tahu ternyata kita mengunjungi dia dan ini menyenangkan hati keluarganya.

Kemudian point yang ke-6:

وَإِذاَ  ماَتَ فاتـْبَعْهُ

Jika dia meninggal maka ikutilah jenazahnya.

Dan kita tahu bahwasanya seorang yang muslim tatkala meninggal juga dimuliakan Allah سبحانه وتعالى sehingga yang menyolatkannya akan mendapatkan pahala 1qirath. 1 qirath seperti gunung Uhud dan orang yang mengikuti jenazah sampai mengkafankannya, sampai menguburkannya, maka dia akan mendapatkan 2 qirath, yaitu masing-masing qirathnya besarnya seperti gunung Uhud.

----------

BimbinganIslam Ahad, 15 Shafar 1436 H

📝 Artikel WA Group BimbinganIslam
Ahad, 15 Shafar 1436 H

⚡RIYA' TERSELUBUNG⚡
----------------------

Syaitan tidak berhenti berusaha menjadikan amalan anak Adam tidak bernilai di sisi Allah. Diantara cara jitu syaitan adalah menjerumuskan anak Adam dalam berbagai model riyaa'. Sehingga sebagian orang "KREATIF" dalam melakukan riyaa', yaitu riyaa' yang sangat halus dan terselubung. Diantara contoh kreatif riyaa' tersebut adalah :

Ke1⃣ : Seseorang menceritakan keburukan orang lain, seperti pelitnya orang lain, atau malas sholat malamnya, tidak rajin menuntut ilmu, dengan maksud agar para pendengar paham bahwasanya ia tidaklah demikian. Ia adalah seorang yang dermawan, rajin sholat malam, dan rajin menuntut ilmu. Secara tersirat ia ingin para pendengar mengetahui akan amal ibadahnya.

Model yang pertama ini adalah model riya' terselubung yang terburuk, dimana ia telah terjerumus dalam dua dosa, yaitu mengghibahi saudaranya dan riyaa', dan keduanya merupakan dosa besar. Selain itu ia telah menjadikan saudaranya yang ia ghibahi menjadi korban demi memamerkan amalan sholehnya

Ke2⃣ : Seseorang menceritakan nikmat dan karunia yang banyak yang telah Allah berikan kepadanya, akan tetapi dengan maksud agar para pendengar paham bahwa ia adalah seorang yang sholeh, karenanya ia berhak untuk dimuliakan oleh Allah dengan memberikan banyak karunia kepadanya.

Ke3⃣ : Memuji gurunya dengan pujian setinggi langit agar ia juga terkena imbas pujian tersebut, karena ia adalah murid sang guru yang ia puji setinggi langit tersebut. Pada hakikatnya ia sedang berusaha untuk memuji dirinya sendiri, bahkan terkadang ia memuji secara langsung tanpa ia sadari. Seperti ia mengatakan, "Syaikh Fulan / Ustadz Fulan…luar biasa ilmunya…, sangat tinggi ilmunya mengalahkan syaikh-syaikh/ustadz-ustadz yang lain. Alhamdulillah saya telah menimba ilmunya tersebut selama sekian tahun…"

Ke4⃣ : Merendahkan diri tapi dalam rangka untuk riyaa', agar dipuji bahwasanya ia adalah seorang yang low profile. Inilah yang disebut dengan "Merendahkan diri demi meninggikan mutu"

Ke5⃣ : Menyatakan kegembiraan akan keberhasilan dakwah, seperti banyaknya orang yang menghadiri pengajian, atau banyaknya orang yang mendapatkan hidayah dan sadar, akan tetapi dengan niat untuk menunjukkan bahwasanya keberhasilan tersebut karena kepintaran dia dalam berdakwah

Ke : Ia menyebutkan bahwasanya orang-orang yang menyelisihinya mendapatkan musibah. Ia ingin menjelaskan bahwasanya ia adalah seorang wali Allah yang barang siapa yang mengganggunya akan disiksa atau diadzab oleh Allah.

Ini adalah bentuk tazkiyah (merekomendasi) diri sendiri yang terselubung.

Ke7⃣ : Ia menunjukkan dan memamerkan kedekatannya terhadap para dai/ustadz, seakan-akan bahwa dengan dekatnya dia dengan para ustadz menunjukkan ia adalah orang yang sholeh dan disenangi para ustadz. Padahal kemuliaan di sisi Allah bukan diukur dari dekatnya seseorang terhadap ustadz atau syaikh, akan tetapi dari ketakwaan. Ternyata kedekatan terhadap ustadz juga bisa menjadi ajang pamer dan persaingan.

Ke8⃣ : Seseorang yang berpoligami lalu ia memamerkan poligaminya tersebut. Jika ia berkenalan dengan orang lain, serta merta ia sebutkan bahwasanya istrinya ada 2 atau 3 atau 4. Ia berdalih ingin menyiarkan sunnah, akan tetapi ternyata dalam hatinya ingin pamer. Poligami merupakan ibadah, maka memamerkan ibadah juga termasuk dalam riyaa'.

Para pembaca yang budiman, ini sebagian bentuk riyaa' terselubung, semoga Allah melindungi kita dari terjerumus dalam bentuk-bentuk riyaa’ terselubung tersebut. Tidak perlu kita menuduh orang terjerumus dalam riyaa' akan tetapi tujuan kita adalah untuk mengoreksi diri sendiri.

Hanya kepada Allahlah tempat meminta hidayah dan taufiiq.

✒ Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja, MA

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 22-03-1434 H / 04 Februari 2013 M

www.firanda.com

     ««---•••¤⚫¤•••---»»

🌴Grup WA Bimbingan Islam

Rabu, 03 Desember 2014

BIAS 1-3 Des 2014

🌸 HAK SESAMA MUSLIM 🌸

✏Ustadz Firanda Andirja
              1 Desember 2014

Bismillahirrahmanirrahim.

Washsholaatu wassalaamu 'ala Rasulillah.

Para ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati oleh Allah سبحانه وتعالى, kita akan memasuki pembahasan Kitaabul Jaami' yaitu sebuah kitab yang ditulis oleh AlHaafizh Ibnu Hajar رحمه اللّه yang beliau letakkan di akhir pembahasan dari Kitab Buluughul Maraam Min Adillatil Ahkaam.

Kita tahu bahwasanya Kitab Buluughul Maraam Min Adillatil Ahkaam adalah kitab yang mengumpulkan hadits-hadits Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم tentang fiqih, mulai dari Bab Thaharah, kemudian Bab Shalat dan Bab Haji, Bab Zakat, Bab Jihad dan seluruh nya.

Namun yang menakjubkan dari AlHaafizh Ibnu Hajar, di ujung Kitab Buluughul Maraam, beliau meletakkan Kitaabul Jaami'. Dan Kitaabul Jaami' ini tidak ada hubungannya dengan masalah fiqih, tapi dia lebih cenderung berhubungan dengan masalah adab, masalah akhlaq, tentang akhlaq yang baik, tentang akhlaq yang buruk yang harus dijauhi, tentang dzikir dan do'a.

Wallaahu a'lam, seakan-akan AlHaafizh Ibnu Hajar ingin mengingatkan kepada kita bahwasanya jika seorang telah menguasai bab-bab ilmu, telah menguasai masalah-masalah fiqih maka hendaknya dia beradab dan dia memiliki akhlaq yang mulia.

Karenanya di akhir kitab tersebut, di akhir Kitab Buluughul Maraam, maka beliau meletakkan sebuah kitab yang beliau namakan Kitaabul Jaami'.

Kitaabul Jaami', al jaami' dalam bahasa arab artinya yang mengumpulkan atau yang mencakup.

Dikatakan Kitaabul Jaami', kenapa? Karena kitab ini mencakup 6 bab yang berkaitan dengan akhlaq sebagaimana yang tadi kita sebutkan.

Bab pertama adalah Baabul Adab.

Kemudian bab kedua adalah Bab Al Birr Wa Shilah, yaitu bab tentang birr wa shilah, bab tentang bagaimana berbuat baik dan bagaimana bersilaturahmi.

Kemudian yang ketiga Baabul Zuhud wa Wara', tentang zuhud dan sifat wara'.

Dan bab yang ke-4 Baabut Tarhiib Min Masaawil Akhlaaq, bab tentang yang memperingatkan tentang akhlaq-akhlaq yang buruk.

Kemudian yang ke-5 Baabut Targhib Min Makaarimul Akhlaaq yaitu bab tentang motivasi untuk memiliki akhlaq yang mulia.

Dan yang ke-6 Baabudz Dzikir Wad Du'aa, yaitu bab tentang dzikir dan do'a.

Maka disebut dengan Kitaabul Jaami' karena di dalam kitab ini mencakup 6 bab. 

Kita masuk yang pertama, yaitu Baabul Adab (bab tentang adab).

Yaitu maksudnya adalah bab ini mencakup hadits-hadits yang menjelaskan tentang adab-adab Islam di dalam Islam yang seorang muslim hendaknya berhias dengan akhlaq (perangai-perangai) yang mulia tersebut.

Hadits pertama, yaitu dari Abu Hurairah رضي اللّه عنه :

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

Bahwasanya hak seorang muslim atas muslim yang lain ada 6 :

1. Jika engkau bertemu dengan dia maka berikanlah salam kepadanya.
2. Jika dia memanggilmu (mengundangmu) maka kamu harus memenuhi undangannya, maka penuhilah undangannya.
3. Jika dia minta nashihat kepada engkau maka nashihatilah.
4. Jika dia bersin kemudian dia mengucapkan "alhamdulillaah" maka jawablah dengan "yarhamukallaah".
5. Jika dia sakit maka jenguklah dia.
6. Jika dia meninggal maka ikutilah jenazahnya.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya.

Ikhwan dan akhwat yang sekalian dirahmati Allah سبحانه وتعالى, disini kata Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, hak muslim seorang atas muslim ada 6.

Tentunya, bilangan 6 ini bukanlah sesuatu yang tanpa batasan, artinya 6 ini hanya menunjukkan Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menyebutkan secara khusus namun bukan berarti tidak ada hak-hak yang lain.

Dalam istilah ahlul 'ilmi (ulama) yaitu mafhumul 'adad laysa lahul mafhuum. Bahwasanya bilangan tidak ada mafhum mukhalafahnya. Jadi 6 ini hanya sekedar menunjukkan perhatian Nabi terhadap 6 perkara bukan berarti tidak ada hak-hak yang lainnya. 

Dan maksud hak disini adalah perkara yang laa yanbaghi tarkuhu, yang hendaknya tidak ditinggalkan. Bisa jadi perkara yang wajib, bisa jadi perkara mustahab yang sangat ditekankan. Di dalam hadits ini mengumpulkan 6 hak.

Hak yang pertama, jika engkau bertemu seorang muslim maka berilah salam ke dia. Tentu di antara amalan yang sangat mulia adalah memberi salam. Kata Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم :

لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

"Kalian tidak akan masuk surga kecuali kalian beriman dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang suatu perkara jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai?  Yaitu sebarkanlah salam di antara kalian".

Oleh karenanya diantaranya afdhalul 'amal (amalan yang paling mulia) kata Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم yaitu memberi makan kepada fakir miskin, kemudian beri salam kepada orang yang kau kenal dan orang yang tidak kau kenal.

Bahkan disebutkan diantara tanda-tanda hari kiamat yaitu seseorang hanya memberi salam kepada orang yang dia kenal.

Salam merupakan amalan yang indah, mendo'akan kepada sesama muslim. Dengan kita menyebarkan salam maka akan sering timbul cinta diantara kaum muslimin, ukhuwah islamiyah semakin kuat.

Tentunya salam ada adab-adabnya, akan kita jelaskan pada pertemuan-pertemuan berikutnya.

Namun satu yang menakjubkan dalam hadits Abdullah bin Sallam, salah seorang Yahudi yang masuk Islam kemudian jadi sahabat, dia mengatakan : Awwaalu kalaamin sami'tu minan Nabiyyi shallallaahu 'alayhi wa sallam yaa ayyuhannaasu afsyuu salaam baynakum.

أول كلام سمعت من النبي صلى الله عليه و سلم يآيها الناس أفشوا السلام بينكم

Dia mengatakan tatkala Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم di Madinah, pertama kali dia dengar kalimat Rasulullah, Rasulullah mengatakan "Wahai manusia (wahai masyarakat), sebarkanlah salam diantara kalian".

Oleh karenanya menyebar salam bukanlah perkara yang sepele melainkan diperhatikan oleh Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم bahkan di awal dakwah Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم dengan menyebarkan salam.

Demikianlah, kita akan lanjutkan dalam pertemuan berikutnya.

Wallaahu a'lam bishshawaab.

----------

💐  Mengapa kita harus belajar tauhid 💐

✏ Ustdz Abdullah Roy
             2 Desember 2014

Mempelajari tauhid merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena الله سبحانه و تعالىٰ menciptakan manusia dan jin hanya untuk bertauhid yaitu mengesakan, ibadah kepada الله سبحانه و تعالىٰ

Qs adz dzariyat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Oleh karena itu الله سبحانه و تعالىٰ telah mengutus para rosul kpd setiap umat yang tujuannya untuk mengajak mereka kpd  tauhid.

Qs an nahl 36 (sebagian)
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
36. Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu",

Makna thogut adalah segala sesembahan selain الله سبحانه و تعالىٰ .

Tauhid merupakan inti ajaran islam. Muslim yang tdk memahami tauhid berarti dia tdk memahami agamanya, meskipun dia mengaku telah mempelajari ilmu2 yang banyak.

Allahua'lam bish-showwab

BIAS 1-3 Des 2014

🌸 HAK SESAMA MUSLIM 🌸

✏Ustadz Firanda Andirja
              1 Desember 2014

Bismillahirrahmanirrahim.

Washsholaatu wassalaamu 'ala Rasulillah.

Para ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati oleh Allah سبحانه وتعالى, kita akan memasuki pembahasan Kitaabul Jaami' yaitu sebuah kitab yang ditulis oleh AlHaafizh Ibnu Hajar رحمه اللّه yang beliau letakkan di akhir pembahasan dari Kitab Buluughul Maraam Min Adillatil Ahkaam.

Kita tahu bahwasanya Kitab Buluughul Maraam Min Adillatil Ahkaam adalah kitab yang mengumpulkan hadits-hadits Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم tentang fiqih, mulai dari Bab Thaharah, kemudian Bab Shalat dan Bab Haji, Bab Zakat, Bab Jihad dan seluruh nya.

Namun yang menakjubkan dari AlHaafizh Ibnu Hajar, di ujung Kitab Buluughul Maraam, beliau meletakkan Kitaabul Jaami'. Dan Kitaabul Jaami' ini tidak ada hubungannya dengan masalah fiqih, tapi dia lebih cenderung berhubungan dengan masalah adab, masalah akhlaq, tentang akhlaq yang baik, tentang akhlaq yang buruk yang harus dijauhi, tentang dzikir dan do'a.

Wallaahu a'lam, seakan-akan AlHaafizh Ibnu Hajar ingin mengingatkan kepada kita bahwasanya jika seorang telah menguasai bab-bab ilmu, telah menguasai masalah-masalah fiqih maka hendaknya dia beradab dan dia memiliki akhlaq yang mulia.

Karenanya di akhir kitab tersebut, di akhir Kitab Buluughul Maraam, maka beliau meletakkan sebuah kitab yang beliau namakan Kitaabul Jaami'.

Kitaabul Jaami', al jaami' dalam bahasa arab artinya yang mengumpulkan atau yang mencakup.

Dikatakan Kitaabul Jaami', kenapa? Karena kitab ini mencakup 6 bab yang berkaitan dengan akhlaq sebagaimana yang tadi kita sebutkan.

Bab pertama adalah Baabul Adab.

Kemudian bab kedua adalah Bab Al Birr Wa Shilah, yaitu bab tentang birr wa shilah, bab tentang bagaimana berbuat baik dan bagaimana bersilaturahmi.

Kemudian yang ketiga Baabul Zuhud wa Wara', tentang zuhud dan sifat wara'.

Dan bab yang ke-4 Baabut Tarhiib Min Masaawil Akhlaaq, bab tentang yang memperingatkan tentang akhlaq-akhlaq yang buruk.

Kemudian yang ke-5 Baabut Targhib Min Makaarimul Akhlaaq yaitu bab tentang motivasi untuk memiliki akhlaq yang mulia.

Dan yang ke-6 Baabudz Dzikir Wad Du'aa, yaitu bab tentang dzikir dan do'a.

Maka disebut dengan Kitaabul Jaami' karena di dalam kitab ini mencakup 6 bab. 

Kita masuk yang pertama, yaitu Baabul Adab (bab tentang adab).

Yaitu maksudnya adalah bab ini mencakup hadits-hadits yang menjelaskan tentang adab-adab Islam di dalam Islam yang seorang muslim hendaknya berhias dengan akhlaq (perangai-perangai) yang mulia tersebut.

Hadits pertama, yaitu dari Abu Hurairah رضي اللّه عنه :

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

Bahwasanya hak seorang muslim atas muslim yang lain ada 6 :

1. Jika engkau bertemu dengan dia maka berikanlah salam kepadanya.
2. Jika dia memanggilmu (mengundangmu) maka kamu harus memenuhi undangannya, maka penuhilah undangannya.
3. Jika dia minta nashihat kepada engkau maka nashihatilah.
4. Jika dia bersin kemudian dia mengucapkan "alhamdulillaah" maka jawablah dengan "yarhamukallaah".
5. Jika dia sakit maka jenguklah dia.
6. Jika dia meninggal maka ikutilah jenazahnya.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya.

Ikhwan dan akhwat yang sekalian dirahmati Allah سبحانه وتعالى, disini kata Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم, hak muslim seorang atas muslim ada 6.

Tentunya, bilangan 6 ini bukanlah sesuatu yang tanpa batasan, artinya 6 ini hanya menunjukkan Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم menyebutkan secara khusus namun bukan berarti tidak ada hak-hak yang lain.

Dalam istilah ahlul 'ilmi (ulama) yaitu mafhumul 'adad laysa lahul mafhuum. Bahwasanya bilangan tidak ada mafhum mukhalafahnya. Jadi 6 ini hanya sekedar menunjukkan perhatian Nabi terhadap 6 perkara bukan berarti tidak ada hak-hak yang lainnya. 

Dan maksud hak disini adalah perkara yang laa yanbaghi tarkuhu, yang hendaknya tidak ditinggalkan. Bisa jadi perkara yang wajib, bisa jadi perkara mustahab yang sangat ditekankan. Di dalam hadits ini mengumpulkan 6 hak.

Hak yang pertama, jika engkau bertemu seorang muslim maka berilah salam ke dia. Tentu di antara amalan yang sangat mulia adalah memberi salam. Kata Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم :

لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

"Kalian tidak akan masuk surga kecuali kalian beriman dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang suatu perkara jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai?  Yaitu sebarkanlah salam di antara kalian".

Oleh karenanya diantaranya afdhalul 'amal (amalan yang paling mulia) kata Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم yaitu memberi makan kepada fakir miskin, kemudian beri salam kepada orang yang kau kenal dan orang yang tidak kau kenal.

Bahkan disebutkan diantara tanda-tanda hari kiamat yaitu seseorang hanya memberi salam kepada orang yang dia kenal.

Salam merupakan amalan yang indah, mendo'akan kepada sesama muslim. Dengan kita menyebarkan salam maka akan sering timbul cinta diantara kaum muslimin, ukhuwah islamiyah semakin kuat.

Tentunya salam ada adab-adabnya, akan kita jelaskan pada pertemuan-pertemuan berikutnya.

Namun satu yang menakjubkan dalam hadits Abdullah bin Sallam, salah seorang Yahudi yang masuk Islam kemudian jadi sahabat, dia mengatakan : Awwaalu kalaamin sami'tu minan Nabiyyi shallallaahu 'alayhi wa sallam yaa ayyuhannaasu afsyuu salaam baynakum.

أول كلام سمعت من النبي صلى الله عليه و سلم يآيها الناس أفشوا السلام بينكم

Dia mengatakan tatkala Rasulullah صلّى اللّه عليه وسلّم di Madinah, pertama kali dia dengar kalimat Rasulullah, Rasulullah mengatakan "Wahai manusia (wahai masyarakat), sebarkanlah salam diantara kalian".

Oleh karenanya menyebar salam bukanlah perkara yang sepele melainkan diperhatikan oleh Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم bahkan di awal dakwah Nabi صلّى اللّه عليه وسلّم dengan menyebarkan salam.

Demikianlah, kita akan lanjutkan dalam pertemuan berikutnya.

Wallaahu a'lam bishshawaab.

----------

💐  Mengapa kita harus belajar tauhid 💐

✏ Ustdz Abdullah Roy
             2 Desember 2014

Mempelajari tauhid merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena الله سبحانه و تعالىٰ menciptakan manusia dan jin hanya untuk bertauhid yaitu mengesakan, ibadah kepada الله سبحانه و تعالىٰ

Qs adz dzariyat 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Oleh karena itu الله سبحانه و تعالىٰ telah mengutus para rosul kpd setiap umat yang tujuannya untuk mengajak mereka kpd  tauhid.

Qs an nahl 36 (sebagian)
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
36. Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu",

Makna thogut adalah segala sesembahan selain الله سبحانه و تعالىٰ .

Tauhid merupakan inti ajaran islam. Muslim yang tdk memahami tauhid berarti dia tdk memahami agamanya, meskipun dia mengaku telah mempelajari ilmu2 yang banyak.

Allahua'lam bish-showwab